Forum Film Anak dan Homeschooling Kak Seto Solo (HSKS Solo) kembali melanjutkan kolaborasi. Agenda pada 9 Februari 2018 ini menjadi satu rangkaian dengan agenda sebelumnya.
Pada program 6 Februari 2018 lalu, Forum Film Anak (FFA) bermain dan belajar bersama siswa SD. Di program kali ini, FFA beraktivitas bersama siswa SMP dan SMA.
Program FFA mencakup juga untuk usia sekolah menengah. Sebab, pada dasarnya para siswa SMP dan SMA juga terhitung anak-anak mengacu pada peraturan perundang-undangan. Hanya saja, mereka sering dianggap publik terlalu dewasa untuk dianggap sebagai anak-anak.
“Merangkai Kisah” menjadi program yang dieksekusi dalam program kali ini. Program ini disepakati karena mendorong siswa untuk berpikir kreatif dalam waktu yang singkat.

“Umar Amir” karya Ancha Latief, “Indie Bung!” arahan Yuleo Rizky, dan “Mak Cepluk” yang disutradarai Wahyu Agung menjadi tontonan para remaja ini. Tiga film yang berkisah tentang imajinasi dan berpikir out of the box menjadi pengantar yang pas sebelum mereka beraktivitas.
Seusai pemutaran, para siswa dan juga tutor yang mengikuti agenda diminta untuk mengambil 2 benda, apapun. Mereka diminta untuk membawa benda seunik mungkin. Beberapa peserta membawa sepatu, batu, helm, sedotan, tutup botol, bahkan sampah. Mereka diinstruksikan tanpa tahu ada apa di langkah berikutnya.
Kemudian para peserta diberi instruksi tentang benda-benda yang ada di tangan mereka. Mereka diminta untuk melanjutkan cerita teman yang duduk di sebelahnya, sembari menyebutkan benda yang mereka bawa. Cerita dimulai dari moderator yang membuat 3 kalimat, kemudian para siswa dan tutor HSKS Solo melanjutkan, masing-masing bercerita 1 kalimat.

Sesi ini dilakukan sebanyak dua kali, yang mana 2 cerita tersebut sungguhlah absurd. Seperti contoh cerita di bawah ini (dalam kurung menandakan barang yang dibawa):
Ibu pulang dari pasar dan membeli banyak sayuran. Lalu aku bertanya, “Ibu mau masak apa dengan sayur sebanyak ini?” (moderator). “Dengan sayur sebanyak itu, bisa dibuang ke tempat sampah dong, kalau tak terpakai?” tanyaku. (sampah) Namun, Ibu tak mendengar karena pakai headset. (headset) Ibu waktu itu juga pegang HP. (ponsel) Di sela-sela ibu memakai headset, ibu malah menyuruhku belajar mengerjakan soal try out UN. (Buku Kumpulan Soal UN)
Tiba-tiba aku teringat Ibu, agar tak lapar aku kasih buah kersen untuk Ibu. (buah kersen) Kemudian aku teringat tadi pagi beli kerupuk seharga 500 Rupiah. (uang 500 Rupiah) Ternyata krupuk itu nyemplung di air gelas. (gelas berisi air) Aku pun meminum airnya pakai sedotan. (sedotan) Setelah minum, aku menyalakan power bank. (power bank) Lalu aku menyalakan HP lagi. (ponsel) Setelah menyalakan HP, aku membeli pot bunga. (pot bunga)
Aku pun sambil belajar, ngemil roti. (roti) Dan minum dari botol biar tidak seret. (botol minum) Aku pun pakai buku biar lebih gampang belajarnya. (buku) Agar tulisannya rapi, bukunya kugaris dahulu. (penggaris) Garisnya Digambar pakai bolpoin. (bolpoin) Karena bosan, aku pegang HP untuk main. (ponsel) Aku mulai bosan main HP, makanya aku membuat mainan dengan tutup botol. (tutup botol)
Lalu aku buka buku, belajar lagi biar pintar. (buku) Aku bosan lagi, lalu buka HP. (ponsel) Tak lupa aku pakai kacamataku biar lebih jelas. (kacamata)
Proses bercerita berlangsung menyenangkan sekaligus menantang. Sebab, kita tak pernah tahu ke mana arah cerita dibawa dan bagaimana bisa mengarahkan cerita ke jalur yang benar dengan benda yang ada di tangan.
Program Forum Film Anak “Merangkai Kisah” juga dapat diadakan di komunitasmu. Hubungi kami dengan klik link ini.
